Ahad 29 Oct 2023 20:33 WIB

PDIP Ditinggal Jokowi, Ganjar: Banteng Nggak Cengeng

Ganjar mengakui kesedihan pasti ada tapi PDIP tak akan larut dan langsung bergerak.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo berjabat tangan dengan pendukungnya pada acara Deklarasi Maluku Voor Ganjar  di Jakarta, Minggu (29/10/2023). Pada pidato politiknya dalam acara tersebut Ganjar menyuarakan penegakan hukum dan toleransi.
Foto:

Pada awalnya, PDIP hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, tetapi realitas berkata lain saat ini. Ia pun menyinggung seluruh elemen partai yang berhasil memenangkan Jokowi dan keluarganya dalam lima pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan dua pemilihan presiden (Pilpres).

"Itu wujud rasa sayang kami, pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, dan lain-lain, beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," ujar Hasto.

PDIP sendiri percaya bahwa Indonesia adalah negeri yang rakyatnya bertakwa kepada Tuhan. Di mana nilai moralitas, kebenaran, dan kesetiaan sangat dikedepankan.

Adapun yang terjadi pada pencalonan Gibran Rakabuming Raka adalah political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum lewat Mahkamah Konstitusi (MK).

"Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan," ujar Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement