Selasa 09 Jul 2013 20:11 WIB

PBB Kutuk Kekerasan Militer Mesir

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Seorang pria pendukung Presiden Mursi terluka dan dibawa ke rumah sakit darurat setelah ditembaki tentara di Kairo, Mesir, Senin (8/7). (AP/Ahmed Gomaa)
Seorang pria pendukung Presiden Mursi terluka dan dibawa ke rumah sakit darurat setelah ditembaki tentara di Kairo, Mesir, Senin (8/7). (AP/Ahmed Gomaa)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Persatuan Bangsa-Bangsa mengutuk penembakan, yang disebut pembantaian di depan Gedung Garda Republik. Sekretaris Jenderal Ban Ki Moon pun meminta penyelidikan oleh tim independen atas tewasnya 51 orang pendukung Mursi.

Juru Bicara Sekjen PBB, Martin Nesirky, dikutip dari Al Arabiya mengatakan Ban Ki Moon mengutuk pembunuhan terhadap 51 orang yang sebagian besar loyalis presiden terguling, Muhammad Mursi. Nesirky mengatakan Ban juga sangat terganggu dengan peristiwa yang digambarkan oleh pendukung Mursi sebagai pembantaian.

Oleh karenanya, Ban, ucap Nesirky meminta penyelidikan penembakan tersebut dilakukan badan nasional yang independen dan kompeten. ''Mereka yang bertanggung jawab harus segera dibawa ke pengadilan,'' ucapnya dikutip dari Al Arabiya, Selasa (9/7).

Ban juga meminta seluruh rakyat Mesir untuk berhati-hati dalam bertindak dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Ia mendesak seluruh pihak menahan diri khususnya ketika menggelar demonstrasi. Ia juga meminta militer dan aparat keamanan mematuhi standar internasional terkait pengamanan.

"Seluruh rakyat dan anggota partai politik harus membentuk konsensus agar bisa menemukan jalan damai untuk masa depan Mesir," ujarnya. PBB pun siap mengulurkan tangan jika Mesir membutuhkan bantuan.

Kelompok Anti Mursi, Front Pembela Nasional (NSF) juga mengutuk tragedi pembantaian tersebut. Jubir NFS, Khaled Daoud meminta penyelidikan resmi atas insiden tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement