Secara terpisah, penilaian ancaman bersama yang dikeluarkan pekan lalu oleh FBI, Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan berbagai badan kepolisian federal dan DC lainnya mencatat sejak kerusuhan, aktor pengaruh Rusia, Iran, dan China telah memanfaatkan kesempatan tersebut. Negara-negara itu mencoba memperkuat narasi dalam memajukan kepentingan kebijakan mereka di tengah transisi presiden.
"Media negara bagian dan proxy Rusia telah memperkuat tema yang terkait dengan kekerasan dan kekacauan dalam insiden Capitol Hill, pemakzulan Presiden Donald Trump, dan sensor media sosial", kata laporan intelijen yang tidak diklasifikasikan itu.
Dalam laporan itu mencontohkan, proxy Rusia mengklaim bahwa anggota ANTIFA menyamar sebagai pendukung Presiden Trump dan bertanggung jawab untuk menyerbu gedung Capitol. ANTIFA merupakan kelompok sayap kiri yang berkembang di AS.
Sedangkan Media China dinilai telah menangkap berita itu untuk merendahkan pemerintahan demokratis AS. Menyiarkan informasi AS telah mengalami penurunan dan membenarkan tindakan keras Cina terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong.
Pemeriksaan kemungkinan pengaruh asing terkait dengan kerusuhan Capitol dilakukan setelah bertahun-tahun. Upaya ini dianggap menjadi bukti yang meningkat bahwa Rusia dan musuh asing lainnya telah berusaha secara diam-diam mendukung ekstremis politik di paling kanan dan paling kiri.