REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Indonesia mengajak Swedia untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. Ajakan ini disampaikan dalam seminar bisnis virtual yang digelar perwakilan diplomatik negara-negara ASEAN dan Swedia, Rabu (3/2). Seminar ini bertema, “Peluang Bisnis antara ASEAN dan Swedia: Inovasi dan Keberlanjutan – Langkah Menuju Masa Depan”.
“Saya mengundang Swedia untuk bermitra dengan Indonedia untuk membangun kebutuhan energi Indonesia secara berkelanjutan dan jangka panjang,” ujar Duta Besar RI untuk Swedia merangkap Latvia, Kamapradipta Isnomo, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu.
Dalam pertemuan virtual ini, Kamapradipta mengangkat empat hal pokok. Poin itu antara lain pengesahan Omnibus Law untuk menarik investasi asing, pengembangan sektor energi berkelanjutan, serta pembentukan Lembaga Pengelola Investasi, atau Sovereign Wealth Fund, untuk mendukung pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia.
Satu poin lainnya adalah peluncuran EU-ASEAN Joint Working Group on Palm Oil. “Saya mengajak Swedia untuk memberikan kontribusi dalam mencari solusi yg baik dan adil dalam konteks minyak nabati,” kata Kamapradipta.
Sementara itu Sekretaris Negara untuk Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Urusan Nordik Krister Nilsson, menyampaikan bahwa ASEAN merupakan pasar yang penting bagi perusahaan Swedia. “Pemerintah Swedia sangat berkepentingan untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan negara-negara ASEAN”, kata Nilsson.
“Saya percaya bahwa perusahaan Swedia dapat memberikan sumbangan positif bagi sektor bisnis di ASEAN, yaitu aspek-aspek keberkelanjutan, transparansi, dan dialog sosial”, ucapnya menambahkan.
Hingga saat ini, tercatat kurang lebih sekitar 80 perusahaan Swedia hadir dan aktif di Indonesia, di antaranya IKEA, Scania, dan Ericsson.
Duta besar dan wakil ASEAN yang hadir, yaitu dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos dan Filipina yang tergabung dalam ASEAN Committee in Stockholm (ACS). Selain dari Kementerian Luar Negeri, pihak Swedia turut diwakili oleh Vinnova (badan pengembangan inovasi), Business Sweden, serta perusahaan-perusahaan lokal.