Ahad 05 Jun 2011 18:44 WIB

Walau Terluka, Presiden Saleh Ngotot Takkan Mengundurkan Diri

Red: cr01
Presiden Yaman, Ali Abdullah Sale
Foto: AP/Hani Mohammed
Presiden Yaman, Ali Abdullah Sale

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, yang terluka akibat serangan di kediamannya di ibukota Sana'a, Ahad (5/6) dini hari tiba di Riyadh untuk menjalani pengobatan.

"Walau demikian, ia tetap takkan mengundurkan diri," kata seorang pejabat Saudi yang enggan disebutkan namanya. "Presiden Saleh telah tiba di Riyadh untuk pengobatan, tapi ia akan kembali ke Yaman."

Di Sana'a, sumber di lingkaran istana presiden menegaskan bahwa sang presiden telah berangkat ke Saudi, namun yang bersangkutan enggan berbicara lebih. Di bawah konstitusi Yaman, kedudukan Presiden Saleh untuk sementara akan diisi oleh Wakil Presiden, Abdel Rabbo Mansur Hadi.

Saleh menolak untuk menyerahkan kekuasaan yang telah ia genggam selama hampir 33 tahun, meskipun dilanda protes yang diwarnai kekerasan selama empat bulan. Ia menolak menandatangani perjanjian yang diprakarsai negara-negara Teluk  yang dipimpin Arab Saudi, untuk melakukan transfer kekuasaan secara damai.

Saleh tiba di Saudi dengan pesawat medis, sementara pesawat kedua membawa anggota keluarganya. "Presiden Saleh segera dibawa ke rumah sakit militer di ibukota Saudi," kata sang pejabat.

Presiden 69 itu, terluka pada Jumat (2/6) lalu, akibat serangan ke masjid yang terletak di lingkungan istana kepresidenan. Menurut seorang pejabat pemerintah Yaman, serangan ketika jamaah tengah melakukan shalat ini menewaskan 11 orang dan melukai 124 lainnya.

Dalam sebuah pernyataan audio yang disiarkan televisi pemerintah pada malam harinya, Presiden Saleh mengaku dalam kondisi baik-baik saja. Sementara itu, seorang pejabat Yaman menyatakan sang pemimpin menderita luka bakar dan tergores di bagian wajah dan dada. "Presiden juga menderita luka ringan di bagian kepala," ujarnya.

Rezim Saleh menuding serangan tersebut dilakukan oleh kelompok oposisi kuat pimpinan Syekh Sadeq Al-Ahmar, di mana para pejuangnya telah memerangi pasukan pemerintah di ibukota Yaman sejak hancurnya gencatan senjata pada Selasa (31/5) lalu.

Selain Presiden Saleh, Perdana Menteri Ali Mohammed Mujawar dan empat pejabat senior Yaman lainnya juga cedera dalam serangan itu dan dibawa ke Arab Saudi untuk pengobatan.

Ketika suasana kembali tenang di ibukota Yaman pada Sabtu (4/6) kemarin, Saleh bersumpah akan melakukan serangan balik terhadap para penyerang dan jenderal-jenderal yang membelot.

sumber : Al-Arabiya
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement